Dalam dunia medis, kateter menjadi salah satu alat penting yang sering digunakan untuk membantu pasien mengalirkan urin dari kandung kemih ke kantong kateter. Alat ini memiliki peran vital, terutama bagi lansia yang mengalami kesulitan buang air kecil.
Penggunaan kateter menjadi bagian dari perawatan harian bagi sebagian besar lansia dengan kondisi medis tertentu. Namun, masih banyak yang belum memahami jenis-jenis kateter dan fungsinya. Oleh karena itu, yuk kita bahas lebih dalam mengenai berbagai jenis kateter, cara kerjanya, hingga perbedaannya.
Apa Itu Kateter?
Kateter adalah alat medis berbentuk selang kecil yang berfungsi untuk mengalirkan cairan, seperti urin, dari dalam tubuh ke luar. Alat ini biasanya terbuat dari bahan fleksibel seperti silikon atau PVC, sehingga aman digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam praktik sehari-hari, kateter sering digunakan pada pasien dengan retensi urin, inkontinensia, atau mereka yang sedang menjalani pemulihan pascaoperasi. Lansia dengan gangguan fungsi kandung kemih seringkali memerlukan kateter untuk membantu mengosongkan kandung kemih secara efektif.
Jenis-Jenis Kateter dan Fungsinya
Memahami jenis-jenis kateter sangat penting agar pemilihan alat ini sesuai dengan kebutuhan pasien. Berikut beberapa jenis kateter yang umum digunakan:
1. Kateter Intermiten
Kateter intermiten digunakan untuk pemakaian sementara. Kateter ini dimasukkan melalui uretra hingga mencapai kandung kemih untuk mengosongkan urin, lalu dilepas setelah selesai.
Jenis kateter ini sering digunakan bagi pasien pasca operasi atau lansia yang hanya sesekali membutuhkan bantuan untuk buang air kecil. Beberapa lansia yang masih memiliki fungsi kandung kemih tetapi lemah terkadang menggunakan kateter ini.
2. Kateter Indwelling (Foley)
Kateter indwelling, atau yang sering disebut kateter Foley, dirancang untuk penggunaan jangka panjang. Kateter ini memiliki balon kecil di ujungnya yang akan dikembangkan setelah dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mencegah kateter bergeser.
Jenis ini biasanya digunakan untuk pasien yang tidak mampu mengosongkan kandung kemih secara mandiri, baik karena penyakit kronis atau kondisi pascaoperasi. Dalam beberapa kasus, pasien yang memerlukan kateter ini karena lemahnya otot panggul yang parah.
3. Kateter Eksternal (Kondom)
Kateter eksternal digunakan khusus untuk pria. Bentuknya menyerupai kondom dan dipasang di luar tubuh, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam uretra. Jenis ini lebih nyaman bagi lansia pria dengan inkontinensia urin, terutama mereka yang masih sadar dan mampu bergerak, karena pemasangannya minim resiko cedera.
4. Kateter Suprapubik
Kateter suprapubik dipasang melalui lubang kecil di perut langsung ke kandung kemih. Biasanya digunakan untuk pasien yang memerlukan kateterisasi jangka panjang tetapi tidak bisa menggunakan kateter uretra.
Beberapa pasien terutama lansia dengan komplikasi uretra atau trauma panggul memerlukan kateter ini demi kenyamanan dan menghindari risiko infeksi saluran kemih yang lebih tinggi.
Baca Juga : Pemasangan Saluran Kencing (Kateter): Penjelasan, Manfaat, dan Panduan Lengkap
Perbedaan Antar Jenis Kateter
Setiap jenis kateter memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda. Berikut ringkasan singkat perbedaannya:
Jenis Kateter | Cara Pemasangan | Durasi Pemakaian |
Intermiten | Melalui uretra, dilepas setelah penggunaan | Sementara |
Indwelling (Foley) | Melalui uretra atau perut, tetap di tempat | Jangka panjang |
Eksternal (Kondom) | Dipasang di luar tubuh | Sementara hingga penuh |
Suprapubik | Melalui perut | Jangka panjang |
Risiko dan Komplikasi Penggunaan Kateter
Seperti alat medis lainnya, penggunaan kateter juga memiliki risiko. Beberapa komplikasi yang umum terjadi meliputi:
- Infeksi Saluran Kemih (ISK): Salah satu risiko paling umum akibat bakteri yang masuk melalui kateter. Lansia lebih rentan terhadap ISK karena sistem kekebalan tubuh yang melemah.
- Trauma pada Saluran Urin: Pemasangan yang tidak tepat bisa melukai uretra atau kandung kemih.
- Gangguan Keseimbangan Cairan: Terjadi jika jumlah cairan yang dikosongkan tidak dipantau dengan baik.
Perawatan dan Pencegahan
Merawat kateter dengan benar menjadi kunci utama untuk mencegah infeksi dan komplikasi. Beberapa langkah perawatan yang bisa dilakukan meliputi:
- Kebersihan Area Kateter: Pastikan area sekitar kateter selalu bersih dan kering. Ini penting untuk menghindari bakteri masuk.
- Penggantian Kateter secara Teratur: Kateter harus diganti sesuai petunjuk medis untuk mencegah infeksi atau penyumbatan.
Kesimpulan
Jadi, kateter merupakan alat medis yang penting bagi pasien, terutama lansia, untuk mengatasi masalah pengosongan kandung kemih. Memahami jenis-jenis kateter dan fungsinya serta melakukan perawatan yang tepat dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pasien selama penggunaan kateter.
Nah, jika memiliki lansia di rumah yang membutuhkan perawatan khusus, termasuk penggunaan kateter, Home Care Lansia Jakarta siap membantu memberikan perawatan terbaik dan profesional demi kenyamanan serta kesehatan mereka.