Tubuh kita memiliki berbagai macam protein yang menunjang kehidupan. Salah satu protein yang sangat penting dan jumlahnya banyak di dalam darah kita adalah albumin. Albumin memiliki banyak fungsi di dalam tubuh diantaranya sebagai kendaraan beberapa zat dalam tubuh dan sebagai antioksidan. Kekurangan albumin di tubuh manusia dikenal dengan hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia merupakan keadaan dimana kadar albumin dalam darah kurang dari 3.5 g/dL pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak kurang dari 2.9 g/dL. Terjadinya hipoalbuminemia akan menyebabkan beberapa kondisi seperti meningkatkanya lama rawat di rumah sakit, gangguan pencernaan, masalah jantung, sepsis hingga gagal ginjal. Kondisi hipoalbuminemia bisa terjadi secara mendadak atau perlahan.
Penyebab hipoalbuminemia
Penyebab dan faktor risiko yang dapat menyebabkan hipoalbuminemia diantaranya:
- Peradangan dalam tubuh
- Kurangnya asupan protein
- Kekurangan vitamin
- Luka bakar
- Pasca pembedahan
- Penyakit hati
Hipoalbuminemia dapat juga terjadi pada kondisi fisiologis seperti olahraga, demam atau kondisi terkait postur tubuh.
Gejala hipoalbuminemia
Gejala dari hipoalbuminemia dapat berbeda-beda tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Beberapa keluhan yang dialami pada pasien hypoalbuminemia diantaranya:
- Perut, wajah dan kaki membengkak akibat akumulasi cairan
- Buang air kecil lebih jarang dari biasanya
- Merasa Lelah
- Mual
- Kulit gatal dan/atau kering
- Sesak nafas
- Diare
- Mata dan badan menjadi terlihat kuning
Diagnosis Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia dapat diketahui dari beberapa pemeriiksaan penunjang, seperti:
- Pemeriksaan urin
- Pemeriksaan darah, dengan spesifik melihat kadar albumin dalam darah serta fungsi ginjal
- Pemeriksaan radiologi. Menilai keadaan ginjal dan liver bisa menggunakan USG abdomen dan ekokardiografi untuk menillai kondisi gagal jantung.
Pengobatan Hipoalbuminemia
Sama seperti penegakan diagnosa kasusnya, pengobatan hipoalbuminemia juga berdasarkan pada penyakit yang mendasarinya:
- Pada kondisi kurangnya nutrisi, dap;at ditangani dengan diet tinggi protein. Beberapa makanan bisa meningkatkan kadar albumin seperti putih telur, kacang-kacangan, produk olahan susu dan ikan gabus
- Pada kondisi kelainan di ginjal, dapat ditangani dengan obat-obat antihipertensi karena sering kali kelainan pada ginjal diakibatkan oleh tekanan darah tinggi
- Pada kondisi yang cukup berat seperti sepsis, luka bakar maupun kelainan di hati, hipoalbumin dapat ditangani dengan pemberian infus albumin
Komplikasi Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia merupakan prediktor tingginya angka rawat inap pasien, morbiditas dan mortalitas jika tidak tertangani dengan baik.
Pencegahan Hipoalbuminemia
Hipoalbuminenia dapat dicegah dengan cara:
- Diet tinggi protein atau mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang
- Rutin kontrol tekanan darah
- Menghindari konsumsi alcohol
- Minimalisir risiko trauma khususnya yang disebabkan luka bakar
Sumber:
- Marin AG, Pratali R de R, Marin SM, Herrero CFP da S. Age and Spinal Disease Correlate to Albumin and Vitamin D Status. Global Spine Journal. 2022;12(7):1468-1474. doi:10.1177/2192568220982561
- Kim S, McClave SA, Martindale RG, Miller KR, Hurt RT. Hypoalbuminemia and Clinical Outcomes: What is the Mechanism behind the Relationship? The American SurgeonTM. 2017;83(11):1220-1227. doi:10.1177/000313481708301123
- Ballmer PE. Causes and mechanisms of hypoalbuminaemia. Clin Nutr. 2001 Jun;20(3):271-3.
Oleh dr. Riza Ernaldy