GERD pada Lansia: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganan

Apa itu GERD?

Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) adalah salah satu gangguan gastrointestinal yang paling umum pada populasi lanjut usia. Gejalanya pada lansia seringkali tidak khas dan tidak begitu parah, namun risiko terhadap kerusakan lapisan saluran cerna dan komplikasi lebih tinggi. Proton pump inhibitor (PPI) masih menjadi pilihan utama dalam farmakoterapi untuk pasien lanjut usia dengan GERD. Namun, terdapat beberapa efek samping terkait dengan penggunaan PPI pada populasi lansia. Hingga saat ini, belum ada kesepakatan yang mencapai konsensus tentang durasi optimal penggunaan PPI pada orang lanjut usia dengan GERD. Sekitar sepertiga orang dewasa mengalami gejala klasik mulas atau regurgitasi setidaknya satu kali dalam sebulan; dengan prevalensi yang lebih tinggi, yaitu 59%, pada orang yang berusia di atas 65 tahun.

Bagaimana Proses Terjadinya GERD pada Lansia?

Meskipun tidak ada perbedaan mekanisme yang signifikan antara kelompok usia, ada beberapa faktor pemicu GERD pada lansia:

  1. Usia: Penuaan menyebabkan peningkatan waktu kontak esofagus dengan asam lambung karena pembersihan dan pengosongan lambung yang tertunda, penurunan sekresi air liur, dan penurunan tonus sfingter esofagus bagian bawah.
  2. Pemendekan Organ: Penelitian menunjukkan adanya korelasi antara usia dan pemendekan segmen intra-abdominal sfingter esofagus bagian bawah pada orang tua. Sfingter esofagus bagian bawah perlahan bermigrasi ke dalam rongga dada, meningkatkan frekuensi dan keparahan refluks gastroesofageal serta esofagitis.
  3. Obat-Obatan: Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk nyeri kronis sering kali dikaitkan dengan GERD. Aspirin dapat menyebabkan iritasi lokal pada mukosa, sehingga penyempitan esofagus menghambat masuknya tablet NSAID ke dalam lambung.

Gejala GERD pada Lansia

Heartburn yang disebabkan oleh peningkatan asam lambung adalah salah satu gejala utama GERD. Namun, pada lansia, gejala sering muncul di daerah mulut, tenggorokan, atau paru-paru, seperti:

  1. Suara yang serak
  2. Merasa ada makanan yang tersangkut pada tenggorokan
  3. Mengalami batuk kering
  4. Sakit tenggorokan kronis
  5. Gangguan pernapasan, seperti napas berbunyi

Kapan Harus Segera ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika terdapat gejala alarm, seperti:

  1. Disfagia (kesulitan menelan)
  2. Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  3. Bukti perdarahan gastrointestinal
  4. Odinofagia (nyeri saat menelan)
  5. Muntah persisten

Apa Saja yang Perlu Dihindari oleh Lansia dengan GERD?

  1. Berat Badan Berlebih: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada perut yang melemahkan otot katup esofagus bagian bawah. Menurunkan berat badan dapat memperbaiki gejala GERD.
  2. Jenis Makanan Tertentu: Hindari cokelat, alkohol, jus jeruk, makanan yang mengandung tomat, makanan berlemak, merica, peppermint, kopi, dan bawang.
  3. Makan dalam Jumlah Besar: Makan porsi kecil tetapi sering lebih baik daripada makan porsi besar sekaligus.
  4. Berbaring Setelah Makan: Tunggu tiga jam setelah makan besar sebelum berbaring atau tidur.

Penutup

Pengetahuan tentang GERD pada lansia dapat membantu mencegah komplikasi yang serius. Dengan memahami gejala dan faktor pemicunya, kita dapat lebih waspada dan mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan lansia.

Tags:

  • GERD pada Lansia
  • Penyakit Refluks Gastroesofageal
  • Gejala GERD
  • Pengobatan GERD
  • Lansia dan Kesehatan

Sumber:

  1. Ramirez, F. C. (2000). Diagnosis and treatment of gastroesophageal reflux disease in the elderly. Cleveland Clinic Journal of Medicine, 67(10), 755–765. https://doi.org/10.3949/ccjm.67.10.755
  2. Halodoc, R. (2021, March 16). Inilah cara mengatasi penyakit GERD pada lansia yang bisa kamu lakukan! Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/6-cara-mengatasi-penyakit-gerd-pada-lansia
  3. UGM KF. Penyakit Asam Lambung Naik, Kenali Gejala dan Pengobatannya – KLINIKA UGM. 2020. Available from: https://klinika.farmasi.ugm.ac.id/2020/10/04/penyakit-asam-lambung-naik-kenali-gejala-dan-pengobatannya-2/

Oleh dr. Riza Ernaldy

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Hello 👋
Apa yang dapat kami bantu untuk anda?